Jumat, 28 Januari 2011

Definisi Tunagrahita

1.      Peristilahan dan Batasan Tunagrahita
Peristilahan Tunagrahita menurut B3PTKSM, (p. 19) adalah :
§  Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (Mental Retardation)
Tuna berarti merugi.
Grahita berarti pikiran.
§  Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) berarti terbelakang mental.
Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
§  Lemah pikiran (feeble-minded)
§  Terbelakang mental (Mentally Retarded)
§  Bodoh atau dungu (Idiot)
§  Pandir (Imbecile)
§  Tolol (moron)
§  Oligofrenia (Oligophrenia)
§  Mampu Didik (Educable)
§  Mampu Latih (Trainable)
§  Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat
§  Mental Subnormal
§  Defisit Mental
§  Defisit Kognitif
§  Cacat Mental
§  Defisiensi Mental
§  Gangguan Intelektual
2.      Pengertian Tunagrahita
Tunagrahita atau yang disebut juga dengan retardasi mental atau keterbelakangan mental merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Istilah tersebut menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai keterbatasan inteligensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Anak keterbelakangan mental atau Tunagrahita yang karena keterbatasan kecerdasannya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal (Somantri, 2006). Dengan latar belakang seperti itu Alfred Binet (Somantri, 2006) melontarkan ide baru yang diistilahkan dengan “Mental Level” yang kemudian menjadi Mental Age (MA). Mental Age adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang anak pada usia tertentu. Sebagai contoh, anak yang mempunyai usia enam tahun akan mempunyai kemampuan yang sepadan dengan kemampuan anak usia 6 tahun pada umumnya. MA dipandang sebagai indeks dari perkembangan kognitif seorang anak. Jika seorang anaka memiliki MA lebih tinggi dari umurnya (Chronology Age), maka anak tersebut memiliki kemampuan kecerdasan diatas rata-rata dan sebaliknya. Anak tunagrahita selalu memiliki MA yang lebih rendah. Oleh karena itu MA yang sedikit saja kurangnya dari CA tidak termasuk tunagrahita.
Menurut Ayub Sani Ibrahim (2000), anak retardasi mental sukar sekali menerima interaksi dengan teman se-usianya, demikian juga interaksi yang terbatas dengan teman lawan jenisnya kelaminnya. Diketemukan pula sifat yang akan sangat merugikan dirinya, seperti mudah dipengaruhi dan ingin sekali menyenangkan orang lain. Mereka sering mengalami kesulitan dalam berkomonikasi (bertelepon misalnya). Beberapa diantara kasus-kasus mental retardasi, diketahui bahwa ambang frustasinya rendah sekali, dan sering kekecewaan yang tidak jelas ujung pangkalnya, meledak dengan hebatnya. Seorang anak yang mengalami mental retardasi tidak dapat mengenal situasi yang serius, terlebih lagi mereka tidak dapat merespon suatu tindakan, dengan cara yang impulsif. Dalam perbuatan kriminal mereka selalu ingin menjadi pengikut dan tidak pernah berkenginan menjadi pemimpin
Definisi tunagrahita menurut AAMD (American Association of Mental Deficiency) dalam Somantri (2006) bahwa keterbelakangan mental menunjukkan fungsi intelektual dibawah rata-rata secara jelas dengan disertai ketidakmampuan dalam penyesuaian perilaku dan terjadi pada masa perkembangan. Dan dalam B3PTKSM, (p. 20), AAMD mendefinisian Tunagrahita sebagai kelainan :
1.      Yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes;
2.      Yang muncul sebelum usia 16 tahun;
3.      Yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.
Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut:
1.      Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku.
2.      Kekurangan dalam perilaku adaptif.
3.      Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
Seorang dokter Inggris yang bernama John Langdon Haydon Down (1862), untuk pertama kali menggambarkan suatu tipe khusus dari retardasi mental dan menggunakan istilah mongolism (mirip orang Mongol) dan mongolian idiocy. Karena menurut pendapat Down, anak-anak dengan sindroma ini memiliki wajah yang mirip dengan ras Blumenbach Mongolian tanpa mengetahui penyebabnya. World Health Organization (WHO) secara resmi menghilangkan istilah mongolism pada tahun 1965 setelah ada permintaan dari delegasi Mongolia karena dianggap berbau rasialis. Istilah tersebut kemudian diganti menjadi Sindrom Down. Sindrom Down merupakan kombinasi dari keadaan fisik yang abnormal dan retardasi mental/keterbelakangan mental. Keadaan penderita Sindrom Down sangat bervariasi, masalah perkembangan dapat ringan sampai berat. Sekitar 1/3 penderita SD tidak dapat melewati masa bayi dan separuhnya meninggal sebelum usia 5 tahun. Sebagian meninggal ketika dewasa muda. Kematian biasanya diakibatkan komplikasi kelainan jantung dan infeksi saluran pernapasan. Kurang dari 3 persen mencapai umur 50-60 tahun. Suatu penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2002, rata-rata harapan hidup penderita SD adalah 49 tahun (Lanny Arnold dalam www.suara pembaruan.com )

Tidak ada komentar: